Posts

Showing posts with the label Lelaki dan Mimpi

Renjana.

//rindu// Ketika hela terlalu panjang. Atau ketika jarak terlalu jauh. Glasgow, 1 Rajab 1439 H. Musim dingin. Aku masih memandangi layar monitor yang menunjukkan si Fatih sedang berusaha muraja’ah hafalan An Naba-nya dari surel yang kamu kirim. Karena targetnya ketika masuk SD nanti dia sudah harus menguasai juz 30. Aku tersenyum sendiri. Hafalannya sudah cukup bagus. Namun, makhraj-nya masih ada yang kurang tepat. Maklum, baru tiga tahun. Kemudian kamera mengarah ke arahmu. Wajah yang teduh namun menguatkan. Wajahmu yang dulu ketika aku selesai mengucap ijab qabul, dihiasi titik-titik air di sudut matanya, sambil bibir yang tak berhenti mengucap tahmid dan istighfar karena mitsaqan ghalidha sudah terikrarkan. Wajah yang selalu sumringah, bagaimanapun keadaan kita. Kamu masih ingat ketika tahun pertama kita menikah? Ketika kau baru saja mengandung si Fatih. Saat itu aku masih bekerja sebagai guru bimbel dan waktu itu kamu minta dicarikan mangga muda tengah malam. Ak...

Live and Die On This Day

Once more into the fray... Into the last good fight I'll ever know Live and die on this day... Live and die on this day.

Semoga tidak tujuh.

2012 adalah tahun yang cukup tidak produktif untuk menulis. Lihat saja, hanya ada tujuh tulisan yang bisa kuhasilkan selama tahun 2012. Hanya tujuh. Bahkan tak sampai banyaknya bilangan bulan dalam setahun. Artinya, tak ada tulisan baru dalam tiap sebualnnya. Sungguh memalukan mengingat aku adalah orang yang belajar bahasa. Bahasa yang di mana di dalamnya terdapat kata. Kata yang akhirnya membentuk kalimat dan menyusun paragraf. Tapi, tujuh. Hanya tujuh tulisan yang bisa kuhasilkan tahun lalu. Berharap bisa lebih baik di tahun ini. Dan semakin luas tema tulisan. Semakin dalam bahasan dan analisa peristiwanya. Semakin baik penyampaian tulisannya. Semakin jelas pesannya. Semoga. Bismillah.

"Terliterasi" - Memperingati International Literacy Day

"Terliterasi memiliki makna bahwa kita sudah menjadikan aktivitas membaca, menulis dan berdiskusi budaya kita sehari-hari, bukan hanya sekadar bisa mengeja tulisan. (Yusuf Fauzi Akhsani, 2012)" Beberapa bulan yang lalu ketika selesai perkuliahan saya berdiskusi dengan salah seorang kawan di jurusan. Dia adalah teman satu angkatan di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Hamzah Muhammad Al-Ghozi namanya. Dia baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Lembaga Kajian Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang baru. Lembaga Kajian Mahasiswa atau biasa disebut LKM UNJ ini merupakan lembaga penalaran kritis yang ada di UNJ. Salah satu tujuannya adalah pembentukan budaya baca, tulis, diskusi di kalangan mahasiswa. Bisa dibilang LKM merupakan salah satu garda pembentuk budaya literasi kampus di kalangan mahasiswa.  Nah, pada diskusi ini saya dan Ghozi - panggilan akrabnya - ternyata memiliki kegudahan yang sama. Ketika kami juga sama-sama merasakan ada yang kurang dari mahasiswa UNJ, di ...

Berani saja!

Image
Sebenarnya yang paling kita butuhkan adalah  keberanian. Keberanian untuk hidup, keberanian untuk menjalani konsekuensi dari hidup itu sendiri - bertemu permasalahan, tantangan dan bahkan godaan untuk berhenti 'hidup'. Ada kalimat yang terdengar 'powerful': Aku berani mati untukmu. Tapi ternyata ada kalimat yang ternyata lebih dahsyat: Aku berani HIDUP untukmu.

Lelaki

Aku lelaki tidak akan mau berhenti, tidak sedikitpun, duri tempat tidurku & deru badai adalah nyanyian merdu di telingaku, jika dalam perang mungkin aku sudah membunuh tujuh bahkan seribu, mataku serigala yang tak takut malam, tak ada yang kupercaya selain kelima inderaku, jangan hentikan aku, aku cinta alam bebas, yang mengerahkan seluruh kekuatanku sampai batas nadir. -Reza Fauzan Rahman-