Betapa tak tahu terima kasihnya aku kalau aku masih saja menginginkan kehidupan orang lain. Padalah banyak orang yang mau hidupnya macam punya aku ini. Punya pekerjaan, punya pendidikan, badan sehat dan utuh, kawan-kawan yang baik, keluarga yang perhatian, tempat tinggal yang layak walau menumpang, itu pun cuma-cuma, diberi pinjam kendaraan, juga cuma-cuma, fasilitas seperti telepon genggam dan komputer jinjing pun ada. Mau apa lagi kiranya?
Pasir Hisap
Tak ada salahnya memulai sesuatu yang inshaAllah baik dengan yang baik pula... Bissmillahirrahmaanirrahiim.. Inilah salah satu catatan yang biasanya hanya mampir di kepala, yang akhirnya hilang karena tidak tertuang dalam tulisan. Beberapa hari yang lalu sampai dengan beberapa jam yang lalu, hati selalu diliputi perasaan gembira, senang, riang dan ceria. Entah hanya karena kege-eran atau memang karena kepe-dean. Tapi hanya beberapa saat yang lalu, semua keceriaan tadi pelan-pelan terganti dengan rasa khawatir dan takut. Teringat sebuah dialog di dalam sebuah film yang membahas tentang filosofi pasir hisap. Pasir hisap, terdengar menakutkan. Pemeran utama dalam film tersebut menjelaskan filosofi dari pasir hisap itu bahwa terkadang kita lupa bahwa sebenarnya keadaan di sekeliling kita tidak seperti yang terlihat. Kadang kita merasa bahwa keadaan sekeliling kita baik-baik saja. Kita menikmati waktu yang ada tanpa berpikir apakah semuanya benar-benar baik-baik saja. Padahal tid...
Comments
Post a Comment