Posts

Showing posts from February, 2014
Mbak Aulia nanya: "Kalo udah muvon, selanjutnya apa?"
Betapa tak tahu terima kasihnya aku kalau aku masih saja menginginkan kehidupan orang lain. Padalah banyak orang yang mau hidupnya macam punya aku ini. Punya pekerjaan, punya pendidikan, badan sehat dan utuh, kawan-kawan yang baik, keluarga yang perhatian, tempat tinggal yang layak walau menumpang, itu pun cuma-cuma, diberi pinjam kendaraan, juga cuma-cuma, fasilitas seperti telepon genggam dan komputer jinjing pun ada. Mau apa lagi kiranya?
Pagi ini ketika keluar rumah menuju ke masjid untuk shalat subuh, ga tau kenapa pengen senyum. Terus potret ibu, bapak Taufik, Sukma, Kiki, dan Noe muncul. Mereka senyum seneng banget. Jadi senyum senyum sendiri kayak orang gila sampe tempat wudhu. Abis qobliyah subuh sebelum iqamat juga senyum senyum sendiri lagi. ahahahahaha. Semoga mereka semua dalam keadaan sehat dan sejahtera. aamiin.

It's where the demons hide.

Don't get too close. It's dark inside. It's where my demons hide.
Ternyata hidup gw sempit banget ye. Terlalu banyak excuses! Argh!

About manliness.

Ada sesuatu yang pria cemburui satu sama lain. Bukan banyaknya uang. Bukan pasangan yang sempurna. Bukan kesempurnaan fisik. Bukan, sama sekali bukan. Yang pria cemburui satu sama lain tentunya adalah manliness atau sikap atau sifat kejantaan yang ada pada pria lain.  Sifat kejantaan atau manliness ini muncul dalam berbagai bentuk. Jangan salah kira dulu. Manliness ini bukan hanya soal otot. Kelembutan pria juga menandakan manliness -nya. Bukankah kita jijik setiap melihat ada laki-laki yang kasar terhadap perempuan? Seolah ia tak pernah dilahirkan dari rahim perempuan. Mungkin ia lahir dari batu, seperti kera sakti. Bersikap lembut juga bukan berarti harus menye-menye atau kecentilan.  Selain kelembutan sikap, manliness ini juga ditandai dengan sifat jujur, mau terus terang. Ketika ia tak tahu, maka bilang tak tahu. Tak perlu malu. Tak perlu bersikap sok tahu. Ia juga tak segan-segan berdialog pada dirinya sendiri tentang segala kekurangannya. Dan ia menerima kekurangan-kekuran

A Friend In Every Port

No. He did not give you something you want, instead, He gave you something you need. No. He did not make you always feel comfortable, instead, he went under your skin and made you want to scratch that itch. No. He did not agree with you all the time, instead, he made your conscience woke up so you will take the right path. No. He would never forget you, instead, he shouted out your name in his very last moment. That is one hulleva friend. A friend in every port.

I never know.

I don't know if I was strong enough to win. But, I know I am strong enough to try.
Siang tadi menelepon Ibu karena kangen. Ternyata yang diseberang pun demikian. Ibu juga sedang kangen. Klop! Itulah cinta kukira. Itulah rindu. Akan pas ketika bertemu. Ibu bercerita tentang buku yang baru saja dibacanya. Sempat menangis ketika menceritakan isinya. Kalau tidak salah, judulnya 7 Keajaiban Doa Orang Tua, karya Ahmad Al Habsyi. Ibu menangis teringat simbah kakung dan simbah putri, orang tua Ibu. Di buku itu diceritakan betapa dahsyatnya doa orang tua untuk anak-anaknya. Ibu menyesal karena tak sempat merasa cukup berbakti pada simbah berdua. Ibu juga sempat bercerita ketika tempo hari kutemani Ibu ke Surakarta untuk operasi tulang. Kukorbankan waktu yang seharusnya kugunakan untuk menunaikan kewajiban sebagai guru kontrak di sebua sekolah menengah. Aku tak mengajar selama seminggu. Dikabarkanlah aku digantikan oleh orang lain. Kuceritakan pada ibu dan itu membuta Ibu sedih. Ibu kemudian berdoa agar anaknya ini bisa mengajar lagi. Kontan dijawab doa Ibu oleh Allah. Aku
Ada beda antara rasa takut mengetahui hasil kerja keras dan pasrah. Jikalau pasrah tak khawatir, takut membuat hati tak tenang. Bisa jadi niat di awal tak tulus. Bisa jadi karena prosesnya tak bagus. Yang terbaik adalah, sama sama kita tahu, dari awal sampai akhir tak ada jeda untuk niat terpelintir.
What is the most interesting thing about living? Maybe the answer is not knowing when we're gonna die.

ESFP

The Performer ESFP cenderung memikirkan apa yang terjadi di saat ini bukan masa yang akan datang. Mereka menikmati bersama orang-orang, serta kenyamanan materi. Mereka menemukan cara kreatif untuk memenuhi kebutuhan manusia. ESFP adalah seorang pemain dalam sebuah tim dengan sangat baik, terfokus pada menyelesaikan tugas di tangan mereka, dengan memberikan kesenangan secara maksimum dan minimum dalam perselisihan. ESFP cenderung terburu-buru dalam berbagai hal, belajar dengan berinteraksi dengan lingkungannya. Mereka biasanya tidak menyukai teori dan penjelasan tertulis. Sekolah-sekolah tradisional bisa sangat sulit bagi ESFP, walaupun mereka bisa melakukannya dengan baik. Jeli, praktis, realistis, dan spesifik, ESFP membuat keputusan sesuai dengan standar pribadi mereka sendiri. Mereka menggunakan penilaian berdasarkan perasaan mereka secara internal untuk mengidentifikasi dan berempati dengan orang lain. Tentu dengan memperhatikan dunia di sekitar mereka, ESFP adalah pengam
A past is a past.
and here i am now. jam 8:37 pagi. belum mandi, apalagi sarapan. hampir 25 tahun and at the brink of losing a job. losing an opportunity to save some earnings. and chances are, quite hard to find a simple-but-make alot of money kind of job. and here i am now. worrying to much of my future but do nothing about it NOW. wondering around. wondering around. just wondering around. stuck. people are moving on. she's moving on. they're moving on. and here i am now. still waiting for that 'someday'. A 'someday' i might find it amusing or worse, terrifying. keep telling myself that later something will change eventually. I have no regrets, for now. Don't know about then. But may be she's right after all, I'm worrying too much about people around me. about what they might say about me. about what i do. to be honest, i'm sick of living like this. pretending everything's gonna be okay eventually. i've never been so frustrated. the fear of being