Posts

Showing posts from 2012

Fiqh Dakwah

BAB I PENJELASAN UMUM TENTANG JALAN DA’WAH Dakwah ikhwanul muslimin merupakan seruan dakwah penerus dakwahRasulullah yang pertama setelah jatuhnya umat Islam di tangan jahiliyah barat. Dakwah ini dengan sungguh-sungguh berusaha menanamkan keimanan di hati umat Islam agar nilai-nilai Islam diamalakn dalam kehidupan. Sesungguhnya tugas terbesar umat Islam adalah memimpin dunia, mengajarkan seluruh manusia untuk berapada pada system Islam dan membimbing kepada cara hisup sesuai aturan Islam. Dan tugas ini bukanlah yugas juz’iyah. Namun tugas ini adalah tugas agung yang meliputi segenap sisi kehidupan demi tercuiptanya kebaikan bagi seluruh makhluk Allah. Karena Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh Alam. Adapun balasan bagi pengemban tugas suci adalah sangat besar. Bukan sekedar kemewahan dan kebahagiaan dunia belaka. Namun JannahNya telah menanti bagi orang-orang yang senantiasa bersama jalan ini. “dan keridhaan Allah lebih besar, itulah keberuntungan yang besar” (At-taubah:72) D

Membina

HASAN AL-BANNA PELETAK TEORI GERAKAN UMAT ISLAM Jika tidak semua orang dapat mengeluarkan fatwa. Maka sama halnya dengan teori gerakan Islam kontemporer, tidak semua orang dapat memfatwakannya. Dan kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun masa kini yang memilki kelibihan dan kesempurnaan melebihi Hasan Al-banna. Dan bukanlah suatu hal yang berlebihan jika hari ini kita menggagap bliau sebagai satu-satunya orang yang patut merumuskan teori gerakan Islam kontemporer. Perhatikanlah bahwa sesungguhnya dimana pun ide pergerakan Hasan Al-Banna hadir, maka aka nada dinamissi pegerakan Islam disana. Hasan Al-banna telah berhasil memadukan keseluruhan kepentingan umat dengan syariat Islam di dalam jama’ah ini. Buktikanlah bahwa sesungguhnya gerakan Islam modern tidak dapat terlepas dari fikrah Hasan al-banna; baik hanya pada suatu fase perjalanan, sebelum ataupun sesudahnya. Hasan Al-banna adalah satu-satunya tokoh yang kredibel dalam mengemukakan pandangan berkenaan dengan teori

Debu di Udara

"Perkenalkan, nama saya Debu, Debudiudara" Kenapa Debudiudara? Kenapa tidak mutiara di dasar laut? Kenapa tidak bintang di langit? Kenapa bukan embun pagi? Semua orang seperti mendengar sesuatu yang asing ketika nama itu kusebut. Tak kurang, kernyit juga menambah hiasan wajah heran dan selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tadi muncul. Namaku dulu bagus, Buih, Buihdilautan. Romantis bukan? Apalagi ketika malam dengan langit cerah serta purnama penuh. Aku akan terlihat semakin mempesona. Tapi, lama kelamaan, ketika aku renungi makna dari namaku ini, aku mendadak ingin segera ganti nama. Aku tak mau lagi memakai nama itu lagi. Aku mau nama yang baru. Memang ada apa dengan nama itu? Bukankah seperti yang kau bilang tadi, namamu romantis? Apalagi ketika malam dengan langit cerah serta purnama penuh. Kau tahu, kenapa aku tak sudi lagi memakai nama itu? Karena ia perlambang sesuatu yang lemah, hina, tak bisa apa-apa. Memang nama itu bagus. Apalagi ketika malam dengan langit cer

"Terliterasi" - Memperingati International Literacy Day

"Terliterasi memiliki makna bahwa kita sudah menjadikan aktivitas membaca, menulis dan berdiskusi budaya kita sehari-hari, bukan hanya sekadar bisa mengeja tulisan. (Yusuf Fauzi Akhsani, 2012)" Beberapa bulan yang lalu ketika selesai perkuliahan saya berdiskusi dengan salah seorang kawan di jurusan. Dia adalah teman satu angkatan di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Hamzah Muhammad Al-Ghozi namanya. Dia baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Lembaga Kajian Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang baru. Lembaga Kajian Mahasiswa atau biasa disebut LKM UNJ ini merupakan lembaga penalaran kritis yang ada di UNJ. Salah satu tujuannya adalah pembentukan budaya baca, tulis, diskusi di kalangan mahasiswa. Bisa dibilang LKM merupakan salah satu garda pembentuk budaya literasi kampus di kalangan mahasiswa.  Nah, pada diskusi ini saya dan Ghozi - panggilan akrabnya - ternyata memiliki kegudahan yang sama. Ketika kami juga sama-sama merasakan ada yang kurang dari mahasiswa UNJ, di

UNJ Membangun?

"Mahasiswa semakin banyak, ruang terbuka semakin sedikit!", ujar Ifkar Ulya, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris angkatan 2009. Ifkar merupakan satu dari sekian banyak mahasiswa yang mengeluhkan kurangnya ruang terbuka bagi mahasiswa di kampus ini. Padahal mahasiswa UNJ semakin banyak. Tahun ini saja hampir 6200 mahasiswa baru hadir di satu-satunya universitas negeri yang ada di Ibu Kota kita ini. Tak hanya di di tingkat universitas, di tingkat jurusan pun beberapa jurusan sedang bersemangat melakukan pembangunan, salah satunya Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris atau lebih akrab dengan sebutan English Department, mahasiswa semakin sulit menemukan ruang-ruang untuk diskusi dan mengembangkan kreativitas di luar kelas. Halaman yang biasanya dijadikan lahan berdiskusi dan berkreatifitas sekarang sedang dibangun ruangan baru untuk Bahasa Jepang. Tak hanya di luar kelas, di dalam kelas pun ternyata mahasiswa juga sulit bergerak. Deng

Pergerakan Mahasiswa Ideal

Sejarah singkat. Organisasi Mahasiswa Intra Kampus merupakan cikal bakal dari terbentuknya badan atau lembaga eksekutif mahasiswa seperti sekarang ini. Badan eksekutif mahasiswa juga tidak serta merta menjadi badan atau nama seperti saat ini, tapi juga melalui proses perkembangan yang sangat panjang. Dalam prosesnya, beberapa kali lemabaga mahasiswa ini berganti nama dari mulai Dewan Mahasiswa, Senat Mahasiswa sampai Badan Eksekutif Mahasiswa. Dewan Mahasiswa berfungsi sebagai lembaga eksekutif sedangkan yang menjalankan fungsi legislatifnya adalah Majelis Mahasiswa. Di Fakultas-fakultas dibentuklah Komisariat Dewan Mahasiswa (KODEMA), atau di beberapa perguruan tinggi disebut Senat Mahasiswa. Para Ketua Umum KODEMA atau Ketua Umum Senat Mahasiswa ini secara otomatis mewakili Fakultas dalam Majelis Mahasiswa. Keduanya dipilih secara langsung dalam Pemilu Badan Keluarga Mahasiswa untuk masa jabatan dua tahun. Sedangkan Ketua Umum Dewan Mahasiswa dipilih dalam sidang umum Majelis Ma

Berani saja!

Image
Sebenarnya yang paling kita butuhkan adalah  keberanian. Keberanian untuk hidup, keberanian untuk menjalani konsekuensi dari hidup itu sendiri - bertemu permasalahan, tantangan dan bahkan godaan untuk berhenti 'hidup'. Ada kalimat yang terdengar 'powerful': Aku berani mati untukmu. Tapi ternyata ada kalimat yang ternyata lebih dahsyat: Aku berani HIDUP untukmu.