UNJ Membangun?

"Mahasiswa semakin banyak, ruang terbuka semakin sedikit!", ujar Ifkar Ulya, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris angkatan 2009. Ifkar merupakan satu dari sekian banyak mahasiswa yang mengeluhkan kurangnya ruang terbuka bagi mahasiswa di kampus ini. Padahal mahasiswa UNJ semakin banyak. Tahun ini saja hampir 6200 mahasiswa baru hadir di satu-satunya universitas negeri yang ada di Ibu Kota kita ini.

Tak hanya di di tingkat universitas, di tingkat jurusan pun beberapa jurusan sedang bersemangat melakukan pembangunan, salah satunya Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris atau lebih akrab dengan sebutan English Department, mahasiswa semakin sulit menemukan ruang-ruang untuk diskusi dan mengembangkan kreativitas di luar kelas. Halaman yang biasanya dijadikan lahan berdiskusi dan berkreatifitas sekarang sedang dibangun ruangan baru untuk Bahasa Jepang.

Tak hanya di luar kelas, di dalam kelas pun ternyata mahasiswa juga sulit bergerak. Dengan banyaknya penerimaan mahasiswa baru tahun ini yang mencapai 6200an orang, maka tiap kelas yang ada di angkatan baru ini hampir berjumlah 40 orang. Jumlah yang nyatanya kurang ideal untuk kegiatan pembelajaran untuk ruang kelas yang idealnya hanya untuk 25 orang.

Banyak kekhawatiran timbul karena keadaan ini. Mahasiswa yang sejatinya dituntut menjadi perseorangan yang kreatif dan solutif dipaksa sulit bergerak karena ruang-ruang yang terbatas. Dengan kreativitas yang tumpul - dan juga beban akademik yang berat karena tuntutan kuliah tepat waktu karena adanya UKT -  mahasiswa jadi semakin mudah disetir dan jauh dari kritis. Jangankan untuk kritis, mana sempat mahasiswa berkumpul sebentar untuk berdiskusi. Mahasiswa hanya dituntut untuk cemerlang di kelas.

Sebenarnya mahasiswa tidak perlu 'terlalu' khawatir dengan kurangnya ruang terbuka jika ruang-ruang kelas boleh dipergunakan untuk kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar. Tapi nyatanya di beberapa jurusan, ruang-ruang kelas tidak boleh dibuka sebelum dosen hadir dan harus langsung dikunci setelah kegiatan belajar mengajar usai dengan alasan ketertiban pemakaian ruang kelas.

Ini menyisakan sedikit pilihan untuk mahasiswa. Menerima apa adanya tanpa melakukan apapun dan akhirnya menjadi mahasiswa yang tumpul - yang kelak bakal menyesal - atau melawan dan berteriak menuntut haknya untuk bisa merdeka. Silahkan pilih!

 

Comments

Popular posts from this blog

Fiqh Dakwah

Surat Blog Untuk Guru

Renjana.