"Kami lakukan ini karena kami cinta kepada mereka. Orang-orang yang kami perjuangkan. Inilah bukti cinta kami. Untuk mereka semua tanpa terkecuali."













Ketika menemukan foto-foto ini dan melihatnya, saya beberapa kali tertegun. Rasa malu tiba-tiba menyelinap memaksa masuk. Malu dengan kata yang hampir tiap hari diucapkan tapi hanya menguap saja, sekadar kata yang tak punya ruh. 

Lihatlah ekspresi muka muka mereka. Hanya ada keseriusan. Totalitas bagi mereka bukan isapan jempol. Inilah yang menhadirkan ruh. Menghadirkan semangat berjuang, keberanian dan berhasil mengusir jauh-jauh pikiran-pikiran pragmatisme, keraguan dan ketakutan. Inilah saat dimana ketika kata "pemuda", "perubahan", "totalitas", "perjuangan", "aksi", "semangat", "idealisme" bukan sekadar pemanis bibir.


Kata cinta bagi mereka adalah komitmen. Bukan menjadi pemanis buatan yang bikin batuk-batuk. Pernah suatu kali bertanya pada salah satu wajah yang ada di gambar gambar ini kenapa mereka bisa sampai begitu totalnya berjuang. Beliau menjawab: 

"Kami lakukan ini karena kami cinta kepada mereka. Orang-orang yang kami perjuangkan. Inilah bukti cinta kami. Untuk mereka semua tanpa terkecuali."


NB: foto foto ini diambil dalam kurum waktu dari tahun 1996-2002

Comments

Popular posts from this blog

Fiqh Dakwah

Surat Blog Untuk Guru

Renjana.