Pergi

Kang Fajar benar, kita dulu mungkin sangat lemah sampai kita takut ditinggalkan. Kita berharap semuanya terus sama. Tak ada yang berubah. Tapi siapa yang bisa menolak takdir. Orang – orang yang kita cintai pun akhirnya pergi. Kita ditinggalkan sendiri. Kita menangis, semalaman. Mungkin lebih. Mungkin sampai kita berfikir air mata kita kering karena menangis saking sedihnya. Karena memang, ketika kita ditinggalkan orang yang kita sayangi, orang yang pernah menghuni ruang dalam lubuk hati, terasa ada yang kosong. Terasa berlubang. Kita lesu. Kita sendu. Namun, seiring berjalannya waktu, lambat laun kita belajar. Belajar mengerti bahwa semua orang tak ditakdirkan untuk selamanya ada di kehidupan kita. Bahwa satu per satu dari mereka akan pergi. Atau kalau tidak, kita yang akan meninggalkan mereka. Kemudian kita mengerti, kepergian mereka seharusnya tak membuat kita lemah. Mereka, yang telah pergi, mengajarkan bahwa hidup itu harus kuat. Bagaimanapun keadaannya. Bahwa keluh hanya berujung lemah. Bahwa keluh membikin semangat luruh. Seperti perkataan Kang Fajar, akhirnya kita tahu, bahwa kita sekarang sudah kuat sendiri. Karena belajar dari yang pergi.  

Comments

Popular posts from this blog

Fiqh Dakwah

Surat Blog Untuk Guru

Renjana.